LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
PEMISAHAN
KASEIN DARI SUSU SAPI
Nama
: Fauzi
NPM
: E1C012068
Semester : II (Dua)
Prodi
: Peternakan
Fakultas : Pertanian
Dosen
Pembimbing : Yosi Penita
Ko-Ass : Septi Susanti
LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI
PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kasein berasal dari bahasa latin yaitu Caseine
yang berasal dari kata Caesus
yaitu keju. Kasein adalah zat yang digunakan sebagai stabilisator emulsi air
susu. Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai dalam endapan koloida air
susu. Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut dalam larutan alkali
dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak serta tidak larut dalam air
Kasein merupakan komponen protein terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar protein pada protein
susu mencapai 80%. Kasein ini terdiri dari beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha casein dan kappa-casein. Kasein merupakan salah
satu komponen organic yang berlimpah dalam susu bersama lemak dan laktosa.
Susu
merupakan bahan pangan yang memiliki komponen spesifik seperti lemak susu,
kasein (protein susu, dan laktosa (karbohidrat susu). Seperti halnya asam
amino, protein susu (kasein) juga bersifat amfoter. Protein dalam susu mencapai
3,25%. Struktur primer terdiri dari rantai polipeptida dari asam-asam amino
yang disatukan ikatan-ikatan peptida (peptida linkages). Protein juga memiliki
pH isoelektrik tertentu. pH isoelektrik merupakan suati nilai pH dimana jumlah
muatan listrik positif sama dengan muatan negatifnya. Pada pH tersebut, protein
tidak bermuatan positif maupun negatif, sehingga dapat membentuk agregat
(gumpalan-gumpalan yang keruh) dan mengendap, karena sebagian protein
menunjukkan kelarutan yang minimal pada pH isolektriknya. Sifat inilah yang
akan digunakan untuk memisahkan atau mengisolasi kasein dari susu.
Protein
susu memiliki protein-protein spesifik. Salah satunya adalah kasein. Kasein
merupakan komponen terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein. kadar
kasein pada protein susu mencapai 80%. Kasein terdiri atas beberapa fraksi
seperti alpha-casein, beta casein, dan kappa-casein. Kasein merupakan salah
satu komponen organik yang melimpah dalam susu bersama dengan lemak dan
laktosa. Kasein merupakan protein konjugasi antara protein dengan fosfat
membentuk fosfoprotein. Kasein berupa serbuk amorf warna putih. Dalam
kaseintidak hanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan mengandung juga zat
anorganil seperti kalsium, fosfor, dan magnesium. Dalam keadaan murni, kasein
berwarna putih seperti salju, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa yang khas.
Kasein murni tidak larut dalam air dingin dan garam netral. Kasein terdispersi
dalam air panas, basa, dan garam basa seperti natrium asetat, dan natrium
oksalat.
Kasein
dapat diendapkan oleh asam, enzim rennet, dan alkohol. Selain penambahan asam,
pengendapan kasein susu juga dilakukan dengan penambahan renin, yaitu suatu
enzim proteolitik yang diperoleh dari induk sapi betina. oleh karena itu, susu
dapat dikoagulasikan (digumpalkan) oleh asam yang terbentuk di dalam susu
sebagai aktivitas dari mikroba. Kasein digunakan untuk sumber protein dalam
tubuh. Sebagai suplai asam-asam amino essential.Secara komersial digunakan
untuk bahan perekat, pelindung lapisan kertas, dan plastik kasein. selain itu
pencernaan kasein di dalam tubuh sangat lambat, sehingga dapat mencegah
penyusutan otot lebih baik daripada whey protein.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk melakukan isolasi kasein dari susu sapi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Susu
terdiri dari tiga komponen utama yaitu air, lemak dan protein. Disamping itu
susu adalah bahan makanan yang sempurna karena mengandung protein, lemak, karbohidrat
(laktosa), vitamin, dan garam anorganik. Dalam susu terdapat fosfat baik
sebagai protein maupun sebagai ion posfat anoorganik. Kesegaran susu dapat
ditandai dengan masih aktifnya enzim-enzim yang terdapat didalamnya,
diantaranya amylase, lipase, peroksidase, katalase, dan sebagainya (Tim
Dosen Biokimia, 2001).
susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya
dapat bersifat asam dan basa sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru, maka
warnanya akan menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah
warnanya akan berubah menjadi biru. Potensial ion hydrogen (pH) susu segar
terletak antara 6.5 – 6.7. Jika dititrasi dengan alkali dan kataliasator
penolptalin, total asam dalam susu diketahui hanya 0.10 – 0.26 % saja. Sebagian
besar asam yang ada dalam susu adalah asam laktat. Meskipun demikian keasaman
susu dapat disebabkan oleh berbagai senyawa yang bersifat asam seperti
senyawa-senyawa pospat komplek, asam sitrat, asam-asam amino dan karbondioksida
yang larut dalam susu. Bila nilai pH air susu lebih tinggi dari 6,7 biasanya
diartikan terkena mastitis dan bila pH dibawah 6,5 menunjukkan adanya kolostrum
ataupun pemburukan bakteri.
Kasein
merupakan komponen protein terbesar dalam susu dan sisanya berupa whey protein. Kadar protein pada protein susu mencapai 80%.
Kasein ini terdiri dari beberapa fraksi seperti alpha-casein, betha caseindan kappa-casein. Kasein merupakan salah satu komponen organic yang
berlimpah dalam susu bersama lemak dan laktosa (Shiddieqy, 2004).
Kasein
berasal dari bahasa latin yaitu Caseine yang
berasal dari kata Caesus yaitu keju. Kasein adalah zat yang digunakan sebagai
stabilisator emulsi air susu. Kasein merupakan proteida fosfor yang dijumpai
dalam endapan koloida air susu. Kasein merupakan hasil pengolahan susu yang larut
dalam larutan alkali dan asam pekat, mengendap dalam asam lemak serta tidak
larut dalam air (Silalahi, Jansen.2006)
Protein
menyediakan amino yang penting untuk tubuh dan digunakan sebagai pondasi untuk
pembentukan otot, tetapi tidak semua protein sama. Protein yang terbesar dalam
susu adalah kasein dan whey. Kedua
protein susu ini sama-sama sumber asam amino essensial yang sempurna, tetapi
mereka berbeda dalam satu aspek yang penting, whey adalah
protein yang cepat dicerna dan kasein adalah protein yang lambat dicerna.(Anna
Pudjianti. 1999)
Kegunaan
dari ammonium sulfat untuk perpisahan protein adalah untuk mempercepat dalam
menghubungkan klasifikasi dari albumin dan globulin. Sodium sulfat lebih sesuai
untuk memisahkan analitik dari plasma protein (Cantarow and Schepartz, 1963).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Bahan
praktikum
-
Air
susu sapi segar
-
Etanol
(C2H5OH)
-
Asam
asetat (CH3COOH)
-
Natrium
asetat (CH3COONa)
-
Ester
Alat-Alat
Praktikum
-
Termometer
-
Corong
muslin
-
Gelas
ukur 100 ml
-
Penangas
air
-
Kaca
arloji
-
Corong
buchner
-
Corong
biasa
-
Gelas
piala 500 ml
-
Botol
semprot
-
Timbangan
analitik
-
Kertas
saring whatman-42
-
Gelas
ukur 50 ml
-
Gelas
piala 100 ml
-
Batang
pengaduk kaca
-
Timbangan
teknis
-
Botol
semprot
-
Lampu
spritus
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Prosedur A (Bobot kertas saring kering)
- Menyiapkan dua lembarkertas saringan whatman-42
dan diberi kode.
- Memanaskannya di dalam oven dengan suhu 100o
C.
- Setelah
kandungan airnya munguap , kemudian memasukkan kertas saring ke dalam
desikator.
- Selanjutnya segera melakukan penimbangan dan
mencatat hasilnya.
- Setelah menimbang jangan menyentuh kertas
saring dengan tangan
3.2.2 Prosedur B (Pemisahan Kasein)
- Memasukkan sebanyak 500 ml air susu sapi ke
dalam gelas piala 500 ml selanjutnya
menghangat kannya sampai temperatur 40o C.
- Pada gelas piala lain kita menghangatkan juga
sebanyak 50 ml laruan buffer natrium asetat yang selanjutnya ditambahkan ke
dalam air susu sapi.
- kemudian melakukan pencapuran secara hati-hati
sambil diaduk.
- pH akhir dari pencampuran tersebut harus
mencapai kisaran 4,8.
- Selanjutnya mendinginkan suspensi tersebut
sampai temperatur kamar dan dibirakan selama 5 menit sebelum dilakikan
penyaringan dengan menggunakan muslin.
-
Kemudian mencuci hasil endapan beberapa kali dengan menggunakan air dan
selanjutnya ditambahkan 30 ml etanol.
- Selanjutnya melakukan penyaringan suspensi
dengan alat penyaringan buchner an mencuci endapan beberapa kali dengan
menggunakan campuran etanol-eter (1:1)
- Mencuci endapan yang terdapat pada kertas
saring dangan 50 ml eter.
- Melakukan penyaringan dengan alat penghisap
kering.
- Memindahkan bubuk yang terbentuk pada gelas
arloji dan biarkan bagian eter menguap.
- Melakukan penimbangan kasein dan menghitung
rendemen dar protein tersebut.
- Kemudian membandingkan hasil yang diperoleh
dengan jumlah kasein secara teoritis yaitu 3,5 gram/100 ml air susu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
No
|
Uraian
|
Bobot (dalam gram)
|
1
|
Bobot kertas saring mula-mula
(a)
|
0,9
gram
|
2
|
Bobot kertaas saring + kasein
(b)
|
4,0
gram
|
3
|
Bobot sampel (Kasein)
|
3,1
gram
|
4
|
Rendemen kasein
|
0,124
gram
|
4.2
Pembahasan
Pada percobaan
ini digunakan susu. Isolasi kasein dapat dilakukan dengan pengasaman. Dalam
percobaan dilakukan isolasi kasein dengan cara pengasaman yaitu dengan
menambahkan asam asetat glacial.
Susu
merupakan system koloid yang system terdispersi dan pendispersinya adalah zat
cair (emulsi). Sistem ini tidak terlalu stabil tetapi pada susu, system koloid
ini distabilkan dengan adanya kasein sebagai emulgator. Langkah pertama adalah
dengan memanaskan susu sebanyak 100 ml hingga suhu 40°C, pemanasan hanya
dilakukan sampai suhu 40°C, dengan tujuan agar tidak merusak kandungan air susu
yang lain yaitu tritofan, serina dan treonina, setelah mencapai 40°C, air susu
diangkat dan ditambahkan tetes demi tetes asam asetat glacial sebanyak 1 ml
sambil terus diaduk dan lama kelamaan terbentuk endapan putih. Endapan ini
adalah kasein, selanjutnya endapan ini dipisahkan dari filtratnya dengan
menyaringnya. Endapan berupa padatan/ serbuk putih, sedangkan filtrate berupa
cairan jenuh berwarna agak kuning. Filtrat ini selanjutnya disimpan untuk
percobaan identifikasi kasein
Langkah selanjutnya adalah melarutkan endapan dalam 50
ml alcohol 95%, kemudian mendekantasinya, lalu mengulangi langkah ini dengan
menggunakan 50 ml etanol eter = 1:1. Lalu ditambah lagi 50 ml eter alcohol dan
disaring, lalu dicuci dengan 50 ml eter. Rangkaian proses ini bertujuan untuk
memurnikan kasein yang diperoleh dari komponen-komponen susu yang lain. Setelah
disaring, kasein yang diperoleh dikeringkan dan setelah kering ditimbang.
Perhitungan
:
Bobot Kertas Saring Mula-mula (a)
0,9
gram
Bobot Kertas Saring + Kasien (b) 4,0
gram
Bobot Sampel (Kasien) =
(b)-(a) =(c)
= 4,0 – 0,9 = 3.1 gram
Rendemen Kasein
= 2 (c) / 50ml
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari
praktikum yang telah diujikan, maka dapat disimpulkan bahwa :
Kasein dapat diisolasi
dengan cara hidrolisis kimiawi, baik dengan
pengasaman, penambahan basa maupun enzim secara
sempurna.
Hidrolisis kasein dengan asam tidak dilakukan pada
suhu tinggi, hanya dilakukan hingga suhu 40°C
saja agar komponen air susu yang lain tidak rusak.
Kasein yang diperoleh berwarna putih dengan massa
6,0912 gram. Kadar kasein dalam 100 ml air susu adalah
6,0912 mg/ml.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan praktikum, waktu yang telah
disediakan dimanfaatkan dengan sebaik baiknya, agar data yang diperoleh akurat.
Dan kepada Ko-Assnya kami harapkan untuk tidak hanya peduli kepada beberapa
kelompok saja.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
- Poedjiadi, Anna.1994.Dasar-dasar Biokimia.UI-Press:
Jakarta
- Tim penyusun pratikum biokimia untuk
pratikum biokmia.